Tantrum adalah salah satu perilaku yang sering terjadi pada anak-anak, terutama pada usia 2-4 tahun. Tantrum pada anak biasanya terjadi ketika anak merasa frustasi atau tidak senang dengan situasi tertentu. Selama tantrum, anak bisa mengamuk, menangis, meronta, atau bahkan merusak barang-barang sekitarnya. Tantrum bisa membuat orang tua merasa khawatir dan stres, namun ada beberapa cara untuk mengatasi tantrum pada anak dengan bijak.
Penyebab Tantrum pada Anak
Tantrum bisa terjadi karena berbagai alasan, seperti rasa lapar, kelelahan, atau kesulitan dalam berkomunikasi. Beberapa faktor yang bisa menyebabkan tantrum pada anak antara lain:
Perubahan dalam Kehidupan Anak
Perubahan dalam kehidupan anak, seperti pindah rumah, perubahan rutinitas, atau kelahiran adik, bisa menyebabkan anak merasa tidak stabil dan frustasi.
Gangguan Kesehatan
Beberapa gangguan kesehatan seperti sakit gigi atau perut, bisa menyebabkan anak merasa tidak nyaman dan mudah marah.
Lingkungan yang Tidak Mendukung
Lingkungan yang tidak mendukung, seperti lingkungan yang bising atau berantakan, juga bisa memicu tantrum pada anak.
Cara Mengatasi Tantrum pada Anak
Mengatasi tantrum pada anak tidak selalu mudah, namun ada beberapa cara yang bisa membantu mengurangi kemungkinan terjadinya tantrum pada anak, di antaranya:
Beri Perhatian pada Anak
Ketika anak mengalami tantrum, jangan mengabaikannya atau memarahinya. Berikan perhatian pada anak dan dengarkan apa yang ingin ia sampaikan.
Ajak Anak untuk Bernapas dalam-dalam
Bernapas dalam-dalam bisa membantu anak menenangkan diri dan mengatasi emosinya.
Ciptakan Lingkungan yang Tenang
Ciptakan lingkungan yang tenang dan kondusif bagi anak. Hindari kebisingan atau situasi yang dapat memicu terjadinya tantrum pada anak.
Ajarkan Anak untuk Mengungkapkan Perasaannya
Ajarkan anak untuk mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata atau gerakan tubuh yang tepat. Hal ini dapat membantu anak dalam mengatasi emosinya dan meminimalkan kemungkinan terjadinya tantrum.
Dalam mengatasi tantrum pada anak, perlu kesabaran dan ketenangan. Jangan terburu-buru dan jangan memaksakan anak untuk berhenti menangis atau meronta. Sebaliknya, berikan anak waktu untuk mengekspresikan perasaannya dengan cara yang tepat. Jika tantrum terus berlanjut atau terjadi secara terus-menerus, sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli psikologi anak untuk mendapatkan bantuan dan saran yang tepat.